Kamis, 09 Mei 2013

Dari Warnet "Sungguhan" menjadi Warnet cap Kontrakan...

Warnet. Iya, warnet. Warnet merupakan singkatan dari Warung Internet, bukan Warung Kornet. Itu salah besar namanya, hehehe. Di warung tersebut, disajikan berbagai macam menu. Menunya pun tidak tanggung-tanggung, semuanya tidak dapat dicerna oleh alat pencernaan kita.

Secara garis besar, menu di sana dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, menu dengan internet. Kalau di warung sungguhan, kita sebut menu yang komplit, plit, plit, plit. Ada nasi, ada sayur, ada lauk, tak lupa juga pauknya. Itu hanya analogi saja. Iya, menu di sini, kita bisa terhubung ke dunia maya. Bisa berselancar sana, berselancar sini. Membuka sosial media, seperti Facebook, Twitter, Google+, dan teman sepermainannya. Menonton video lewat Youtube, langsung live tanpa download terlebih dahulu - berharap koneksi kencang. Bermain game online hingga berjam-jam suntuk. Saling berkirim email, surat elektronik yang dikirimkan lewat jaringan internet. Atau sekedar mengunduh musik, video, dan lainnya.

Menu kedua adalah menu tanpa internet. Berbeda dengan menu komplit sebelumnya. Menu ini kita tidak dapat melihat 'lauk-pauk' bersama nasi. Tentu saja, kita tidak bisa melakukan hubungan spiritual dengan dunia maya. Hanya dapat mengakses secara lokal. Lokal dalam lingkup satu komputer saja. Biasanya menu ini dipilih oleh mereka yang hanya ingin melakukan kegiatan dokumentasi, seperti membuat laporan atau hanya sekedar ketak-ketik sesuatu yang lain.

Baik, kita tinggalkan perihal kedua "menu" tadi. Fakta berbicara, saya sudah pernah mencicipi kedua menu tersebut loh. Dari hanya membuat laporan kuliah sampai buka-buka yang lain. Ssssttt, media sosial maksudnya, hahaha. Di Bogor, perkembangan warnet sendiri tumbuh secara cepat seperti jamur yang hidup di tempat lembab. Di daerah dekat kampus, malahan warnet mudah sekali ditemukan. Hanya beberapa petak rumah sudah terdapat warung internet tersebut.

Saya dulu emang pecandu warung makan ini, eh warung internet. Paling tidak 3-4 kali dalam seminggu. Biasalah tuntutan pekerjaan, pekerjaan rumah yang mengharuskan mengirimkan berkas PR tersebut melalui alamat email, bisa hanya tulisan ringkasan atau potongan kode.

Hal terakhir itu yang membuat saya kewalahan. Mengapa? Karena di warnet biasanya tidak menyediakan program yang saya gunakan untuk menuliskan baris-baris kode tersebut. Saya pun memutar otak, saya mencari program yang portable. Dalam artian bisa dijalankan tanpa meng-instal-nya terlebih dahulu di sistem komputer. Masalah selanjutnya adalah tidak semua warnet dapat menjalankan program selain program yang sudah terpasang sebelumnya.

Saya pun melakukan survei kecil-kecilan untuk mencari warnet yang sesuai dengan kriteria saya, yang dapat menjalankan program apa saja. Akhirnya, setelah mencicipi beberapa warnet, berhasil juga menemukannya. Jadilah warnet tersebut menjadi tempat favorit saya. Tiap ada tugas pemrograman, saya pun langsung menuju warnet tersebut. Maklum saya baru memiliki laptop di penghujung semester 4, tepatnya 11 Juni 2011. Alhamdulillah, akhirnya setelah penantian panjang saya pun memilikinya juga. Bagi mahasiswa yang sebidang dengan saya (ilmu komputer), komputer merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Karena tanpa adanya perangkat tersebut, kita akan merasa kesusahan. Wong, hampir tiap hari bertemu dengan yang namanya

Dulu, sebelum saya memiliki laptop, melihat teman yang tengah asyik bermain laptop membuat hati saya berkata "Kapan saya bisa punya laptop?". "Kalau punya laptop, saya tidak perlu repot-repot ke warnet". Ya itulah kata hati saya waktu itu. ;-(

Pernah suatu ketika, saya mendapatkan tugas salah satu mata kuliah, yaitu mencetak nama panggilan dengan menggunakan bahasa pemrograman assembly. Di dalam pemrograman ada beberapa tingkatan, tingkat tinggi yang mudah dipahami oleh manusia dan tingkat rendah yang sulit dipahami oleh manusia. Nah, bahasa ini terletak di tingkat rendah. Pokoknya, wah sekali bahasa yang satu ini. Sampai-sampai saya susah sekali menjelaskannya.. hohoho...

Nah, untuk memenuhi tugas tersebut saya pun pergi ke warnet terdekat, dekat dengan kontrakan. Duduklah saya di dalam warnet tersebut, mulai melakukan modifikasi kodingan. Kodingan yang dimodifikasi merupakan kodingan dari asisten praktikum yang hanya membeberkan sedikit baris kodenya. Selebihnya, tergantung kreativitas sendiri. Berkali-kali saya melakukan try-and-error. Dalam pendakian ke puncak keberhasilan, tiba-tiba penjaga warnet menegur

"Mas, tugas buat program yah?".
"Iya, mas.", jawab saya sambil menatap layar komputer.
"Oh ya, Mas. Bentar lagi mau tutup."
"Oh iya, Mas. Bentar lagi selesai.". jawab saya sambil melirik jam di layar digital. Sudah hampir tengah malam.

Mungkin waktu itu The Power of Kepepet, menjadi pemicu saya mengerjakan dengan booster. Harap-harap cemas juga dengan deadline yang diberikan. Takut nilai tidak terdaftar di buku nilai, jika melewati deadline yang diberikan. Akhirnya, rampunglah sudah kodingan yang saya buat. Lalu klik tombol Send ke alamat email yang dijadikan target pengumpulan PR untuk mata kuliah tersebut. Alhamdulillah. Saya pun membayar tagihan sewa internet dan beranjak pulang.

Namun, masa-masa menikmati warnet tersebut sudah usai. Terkadang saya merindukan pulang larut malam, hanya untuk mengerjakan tugas kuliah. Merindukan melongok warnet yang masih terdapat kursi yang kosong. Merindukan masa-masa lampu tiba-tiba padam saat tengah asyik mengerjakan tugas, atau hanya sekedar temu sapa dengan teman lewat sosial media.

Sekarang, warnet tersebut sudah berpindah di kontrakan saya. Hanya butuh modem dan laptop, saya sudah dapat melakukan apa yang dulu saya lakukan di warnet. Terima kasih Ya Allah atas rezeki yang telah Engkau berikan. Semoga barang yang Engkau titipkan dapat memberikan manfaat dan berkah. Amin.


^_(SPY @KontrakanBalebak, senja hari sehabis diguyur hujan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar